Warung Papeda bisa dibilang sebagai salah satu bisnis kuliner yang berhasil mengeksplorasi menu-menu khas Indonesia Timur. Beruntungnya, Anda tak perlu terbang jauh-jauh ke ujung nusantara untuk mencicipi menu yang disajikannya karena rumah makan ini berada di Yogyakarta.
Warung Papeda tepatnya berada di Jl. Babarsari No.10, Caturtunggal, Sleman, Yogyakarta. Berdiri sejak 16 September 2014, rumah makan ini melayani tamu-tamunya selama pukul 10.00 – 22.00 WIB.
Adalah Sandra Lesmana, pria asal Serui, Papua yang berada di balik kemunculan Warung Papeda. Ia menetap di Yogyakarta sebagai mahasiswa yang merantau ketika mendirikan Warung Papeda. Sandra bersama teman-temannya yang berasal dari Maluku sempat merasa risau akan menu makanan yang ditemuinya sehari-hari di Yogyakarta.
Lidah memang tak bisa bohong. Meski sudah beradaptasi dengan makanan di tanah Jawa, namun menu khas kampung halaman selalu ia rindukan. Dari situ muncul ide membuat bisnis rumah makan yang menyajikan menu khas Indonesia Timur.
Keinginan tersebut semakin bulat setelah dirinya mengetahui fakta ada 20 ribu masyarakat Maluku dan Papua di Yogyakarta. Sandra melihat angka tersebut sebagai pasar yang empuk untuk bisnis rumah makannya.
Papeda menjadi menu utamanya. Makanan ini berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit. Tak sembarang, bahan bakunya seperti sagu diterbangkan langsung dari Serui, Papua. Sandra rutin memesan sebanyak satu ton empat bulan sekali.
Alhasil, keotentikan tersebut berhasil menarik para pemburu kuliner untuk mengunjungi rumah makan ini. Para tamu bukan hanya mahasiswa Maluku dan Papua, malainkan orang-orang dari berbagai daerah yang ingin mencicipi kuliner Indonesia Timur. Untuk satu porsinya papeda dihargai Rp25.000. Harganya yang masih masuk dengan kantong para mahasiswa.
Omzet yang Sandra dapat dari bisnis Warung Papeda setiap bulannya berkisar antara 60-110 juta per bulan. Namun diakuinya angka tersebut fluktuatif. Masa-masa libur perkuliahan berdampak pada sepinya pengunjung warung sehingga omzetnya bisa turun hingga 60 persen.
Bicara menu, warung ini bukan hanya menyajikan papeda. Namun ada juga menu lainnya seperti nasi.
Jangan mau kalah, Sobat yang punya ide bikin rumah makan khas daerah juga sangat terbuka kesempatannya. Ayo mulai sekarang!
sumber: http://wargajogja.net/bisnis/warung-papeda-cita-rasa-indonesia-timur-di-yogyakarta.html